Wednesday, December 7, 2016

The Alchemist, a novel by Paulo Coelho: a summary


This novel is one of 100 best novels ever in this planet. It’s written in 1976 by Paulo Coelho, A Portuguese Brazilian. First published in Portuguese but it’s already translated in 60 languages across four the continents. The book’s 116 pages had published 65 million copies until today. This novel is easy to understand and unique in which delivered in philosophy words. It’s a riddle and smart book. Some parts of the story based on Bible. The scene represented Andalusia, southern Spain, Europe border and Morocco, desert and pyramid in Egypt. The genre is adventure, philosophy, and drama. 



Novel the Alchemist, Paulo Coelho

An Andalusian young man has left his seminary school and chose to be a shepherd. He thought being a shepherd could be possible having a lot travels. He wanted spread Lord by seeing other creature than staying in monastery. After arguing with his father Santiago got his father blessing with 3 ancient gold coins. He traveled town to town with his sheep. He loves reading. He reached Tarifa to meet a gypsy women could be interpreted his dreams.  A child appeared and began playing with animals. The folks were not afraid of him. He took Santiago’s hand to Egypt pyramids and he said “If you come here you will find the hidden treasure.”

A dream interpreter who lived in Tarifa just said no charge but giving her one tenth of his treasure. The gypsy woman asked him to go to Egypt but he thought it was impossible for a shepherd. The boy was disappointed and forgot his dream. He met a strange old man in Arabs clothes who admitted as a King of Salem. This man, Melchizedek asked one tenth of his treasure. The strange old man disappeared with light in his chest and left hand writing some names on sands, his name, his father and mother and the merchant’s daughter that he fell in love with. He was so desperate to know the baker of the town also liked that girl. That baker was better than a shepherd. 

He crossed the strait to Africa only 2 hours after two years as a shepherd. A bar owner in Tangier said to him Pyramid have to across the desert and needed a guide and a lot of money. But he trusted two stranger Arabs in bar has cheated on him. He lost of his money and working in crystal shop. The merchant told him he needed a year to clean the crystal if he wanted to go to Pyramid. That was the only choice.
Month later, shop cash drawer was full of money. The boy brought luck to crystal merchant. His ideas on putting display case crystal and made a tea shop on hill using crystal glasses. On his way to Pyramid he was in the same caravan with an Englishman who pursued an alchemist, a man who knew universal language. He was involved conversations with the Englishman and others. Their caravan stopped for water in a village in desert where met Fatima. A tribal war made him meet an alchemist.

This alchemist told him a story about a good father in time of Emperor Tiberius. The father had a dream an angel appeared and told him that his son’s words would be learned and repeated throughout the world generation to generation. He was so happy for his poet son but he was so worry to his army son. When he died and met the same angel. He asked the angel two show the future of his soldier son. Angel told him that poem of his poet son will be famous for Rome as long as reign of Emperor Tiberius. 

But then people will forget it. For his centurion son, the Angel said his saying will be learned and read generation to next generation. His son, Roman centurion has converted his faith and believed in Son of Man. One day his servant was ill and a rabbai has cured him. His son said: “My Lord I am not worthy that you should come under my roof. But only speak a word and my servant will be healed.”  His words are written in Bible and they are famous until today.

Santiago took a different journey with the alchemist and he kept going to pyramid. While he was digging a group of Arabs came to him. The leader told about his recurrent dream. His dream told him to go southern Spain, a ruined church, a place for sheep and a shepherd. The treasure was on the sycamore tree where the shepherd slept. The Arab said he was not so stupid to across desert to go to Spain. Santiago traveled away from his home but that treasure was in place where he and his sheep stayed everyday. He shared his one tenth his treasure to the gypsy and married the merchant’s daughter.


Sekapur Sirih

Penulis berdarah Portugis kelahiran Brazil ini adalah salah satu dari penulis terhebat di panet ini. Alchemist telah diterjemahkan dalam 60 bahasa dan diterbitkan sebanyak 65 juta kopi hingga kini. Novel setebal 116 halaman ini saya baca pada tahun 2012 lalu. Karena ceritanya yang luar biasa bagus dan unik, sehingga susah dilupakan.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:  Alchemist, Paulo Coelho

Di sebuah desa di daerah selatan Spanyol daerah Andalusia seorang anak muda meninggalkan sekolah seminarinya dan memutuskan menjadi seorang penggembala. Awalnya sang ayah kaget dan tidak setuju pada putusan anaknya tersebut. Dengan alasan ingin berkeliling dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dia memutuskan menjadi gembala domba. Saat itu gembala kerap berpindah-pindah daerah membawa ternaknya. Namun pada akhirnya ayahnya memberinya modal 3 keping emas tua. Santiago pun menikmati pekerjaan barunya dan dia gemar membaca. Bulu dombanya bisa dijual untuk kehidupannya.

Suatu hari seorang lelaki tua dengan berjubah sepert pakaian orang Arab mendekatinya dan mengaku sebagai Raja Salem dengan nama Melchizedek. Sebelum menghilang dalam cahaya dari dadanya lelaki itu melukiskan namanya, nama ayah ibunya dan nama gadis anak pedagang kain disukainya padahal sedikit pun anak muda tidak pernah menyebutkan satu pun nama padanya. Santiago kini menuju sebuah daerah bernama Tarifa, dia ingin mengartikan sebuah mimpi yang sudah dua kali menghampirinya. Seorang anak kecil bermain dengan damai dengan ternaknya. Binatang-binatang itu sama sekali tidak takut pada anak itu. Setelah itu, si anak meraih tangannnya dan membawa ke piramida di Mesir. Dan anak itu berkata: “Jika Anda pergi ke sana, maka Anda akan menemukan harta karun”.

Wanita gipsi si peramal pun mengatakan bahwa dia tidak perlu membayar biaya untuk mimpimu tapi memberi wanita itu 10 persen dari harta karun. Dan dia disuruh pergi ke Mesir. Merasa tidak puas dengan jawaban wanita peramal, dia pun mengacuhkan mimpinya itu dan kembali merawat dombanya dan membaca bukunya. Namun setelah dua tahun, dia akhirnya berpikir kenapa tidak ke Mesir untuk membuktikan mimpinya dan sekalian jalan-jalan karena memang dia juga suka bertualang. Hanya menyeberangi selat selama dua jam anak muda pun sampai di benua Afrika.

Dia sempat kaget karena orang setempat bisa berbahasa Spanyol. Pemilik bar telah mengingatkannya untuk berhati-hati selama di daerah itu karena banyaknya penipu dan pencuri. Dia bercerita ingin ke Piramida Mesir kepada dua pengunjung bar dan mereka pun menjelaskan secara rinci perjalanan ke sana termasuk biayanya. Santiago dengan lugunya memberikan semua uangnya dan dia telah ditipu oleh ke dua Arab itu. Kini dia tidak memiliki apa-apa. Tangier daulu merupakan sebuah kota bisnis yang ramai namun ekonominya jatuh dan wisatawan kini berpindah ke daerah sebelah yakni Ceuta. Untuk menyambung hidup dia bekerja di sebuah toko kristal. Pemilik toko menyadarkannya kalau dia harus melap kristal selama setahun agar bisa membiayainya ke Piramida.

Namun Santiago tidak punya pilihan lain dan tidak putus asa. Dia mengingat perkataan Melkizedek, jika Anda menginginkan sesuatu maka semesta akan mendukungmu. Dia pun membuat terobosan dengan membuat ruang display pada toko itu agar mudah dilihat calon pembeli. Tokonya pun mulai ramai namun tidak berhenti di situ. Dia mengusulkan membuat kedai teh di atas bukit dengan pemandangan indah dan tehnya disuguhkan dengan gelas kristal. Kedai teh dan toko kristal pun laris dan akhirnya dia pun meninggalkan kota itu menuju Mesir.

Dalam perjalanan dia bertemu lelaki Inggris yang mencari seorang alkemis. Seseorang yang diyakininya sebagai orang yang tahu segalanya. Dalam kereta karavan terjadilah perbincangan yang menarik dengan sesama penumpang. Perjalanan melewati gurun tidaklah mudah. Dia beserta rombongan karavan mampir di sebuah desa di tengah hamparan gurun dan mempertemukannya dengan gadis bernama Fatima. Selama sebulan tinggal di desa itu ke dua insan itupun jatuh cinta. Sempat terpikir untuk menikahinya namun atas usulan seorang alkemis niat itupun batal. Anak muda itu menjumpai perang antar suku di gurun dan mempertemukannya dengan seorang alkemis yang memberinya banyak cerita dan filosofi.

Suatu ketika sang alkemis bercerita tentang seorang ayah baik yang hidup pada zaman Kekaisaran Roma kuno, Kaisar Tiberius. Ayah dua anak itu pernah bermimpi. Seorang putranya adalah tentara Roman yang dikirim ke daerah terjauh dan satunya lagi seorang penulis puisi (poet). Karena si ayah adalah orang baik maka ketika meninggal dia langsung menuju surga dan bertemu dengan malaikat. Dia pun minta agar bisa melihat masa depan ke dua anak yang dikasihinya. Anaknya tersohor dan puisinya dipakai dalam kerajaan. Namun begitu kerajaan jatuh puisinya pun terlupakan.

Seorang prajurit dari putranya yang tentara sedang sakit. Dia mendengar ada seorang rabbai (guru) yang mampu menyembuhkannya. Dia kagum dengan sang guru dan mengakuinya juga sebagai Anak Manusia, sang rabbai pun datang dan menyembuhkan anak buahnya itu. Ucapan putranya itu terkenal hingga kini yang tertulis dalam Bible, sepanjang Kekristenan masih hidup maka kata-kata ini akan diperkatakan dan dipelajari: “Tuan, saya tidak layak menerima Tuan di rumahku, katakana saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh.”

Santiago pun berpisah dengan sang alkemis dan melanjutkan niatnya menggali lubang di pyramida mesir untuk mendapatkan harta karun. Sekelompok Arab mendekatinya dan bertanya untuk apa kau menggali sia-sia. Namun mereka membiarkan lekaki itu tetap menggali. Pemimpin kelompok itu pun mengatakan sekalipun mimpinya berulang-ulang mengatakan dia harus pergi ke wilayah selatan Spanyol, ke sebuah reruntuhan gereja di mana ternak dan penggembala tidur. Mimpinya mengatakan ada harta karun di bawah sebuah pohon sikamore dimana para penggembala tidur. Sangatlah bodoh mengarungi gurun pasir hanya itu harta karun di reruntuhan gereja di Spanyol.

Santiago pun tersadar dan kembali ke kampungnya. Dia akhirnya menemukan harta karun itu tepat di bawah pohon sikamore, dimana dia tidur selama ini. Harta karun itu adalah harta kerajaan dulu dan tidak sempat tersampaikan kepada keturunannya. Dia sempat menyesali petualangannya bertahun-tahun menuju Piramida di Mesir namun akhirnya menyadari petualangannya menyenangkan karena bertemu banyak orang selama perjalanan. Setelah bertahun-tahun bertualang ke Mesir dan ternyata harta karun itu ada di kampungnya sendiri. Dia akhirnya mengawini putri penjual kain dan memberi wanita peramal sepersepuluh harta karunnya.




No comments:

Post a Comment