Sunday, December 11, 2016

The Pilgrimage (Ziarah, 1987) karya Paulo Coelho: Sebuah Ringkasan Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia

Sekapur Sirih

Serangkaian perjalanan rohani penulis dimulai dari Perancis menuju Santiago de Compostela, bagian utara Spanyol. Novel terjemahan dari The Pilgrimage setebal 260 halaman ini merupakan perjalanan rohani Santiago de Compostela Spanyol. Kini rute ziarah rohani yang ditempuh dengan beragam cara dan beragam paket dari agen wisata dan situs ini telah ditetapkan menjadi salah satu Situs Keajaiban Dunia oleh UNESCO.

Beragam niat dari peziarah namun menuju sebuah gereja Katedral Santiago de Compostela yang dipercaya dimana Santo Jakobus atau Santiago murid Yesus. Novel yang pertama kali diterbitkan tahun 1987 di Barcelona Spanyol. Ini adalah edisi 2013 yang merupakan cetakan ke dua oleh PT. Gramedia dan cetakan pertama sendiri dilakukan tahun 2011 lalu. Novel ini bergenre petualangan, rohani, magis, dan filosofis. Buku ini cocok bagi yang masih pencarian dalam keimanannya.

Pada bagian prolog dijelaskan tentang ritual  pedang yang mengandung mantra. Paulo telah menggunakannya selama sepuluh tahun dengan ratusan ritual gaib. Sang guru (guru majis) telah menahbiskan sebuah pedang baru namun pedang itu belum bisa disentuhnya dan benda keramat tersebut telah menunggunya di sebuah tempat sehingga Paulo diminta melakukan sebuah perjalanan misterius ke Santiago. Berkat jasa pastor Prancis bernama Aymeric Picaud, yang berziarah pada tahun 1123 rute ziarah yang ditelusuri  Paus Paulus XXIII.

Perjalanan ke Santiago merupakan perjalanan atau ziarah rohani umat Katolik menuju ke sebuah katedral di Santiago Compostela, Spanyol. Santiago adalah sebutan orang Spanyol kepada murid Yesus yang bernama Jakobus. Setelah kematian Kristus Santiago menginjil ke wilayah Spanyol dan dia disemayamkan di Katedral itu. Suatu malam, seorang gembala melihat bintang  bersinar terang di sana di atas sebidang tanah.

Legenda ini mengisyaratkan bahwa Bunda Maria juga menginjil di sana dan menyebut wilayah itu Compostela yang berarti lapangan berbintang. Selain mengingat ke dua tokoh ini, Santiago de Compostela juga merupakan simbol pengingat di masyarakat Spanyol memukul mundur pasukan musuh.


Ringkasan Novel Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: The Pilgrimage (Ziarah) karya Paulo Coelho

Pyrenees adalah sebuah wilayah dataran tinggi nan indah yang masuk  wilayah Prancis. Di sana dia menemui seorang wanita tua gipsi yang memberinya panduan dan mantra. Dia pun dipertemukan dengan pemandunya bernama Petrus, seorang lelaki berusia 59 tahun yang pernah dilihatnya dalam sebuah majalah yang merupakan pria perancang busana terkenal di dunia. Selama perjalanan Paulo melakukan serangkain ritual yang didahului latihan benih, latihan kecepatan, kekejaman, ritual pewarta, ritual air (kemunculan intuisi), latihan lingkaran biru, latihan mengubur diri hidup-hidup, latihan pernapasan, latihan bayangan, latihan mendengarkan, latihan mendengarkan, dan latihan menari.

Longrono   
Perjalanan tiba di sebuah kota besar Longrono, kota yang dilewati peziarah rute Jakobean kebetulan di sana ada sebuah pesta perkawinan yang menyita perhatian seluruh kota, pernikahan seorang kolonel di wilayah itu. Di kota ini dia banyak diingatkan kembali akan kekuatan cinta. Cinta jenis eros, philos, dan agape.

Azofa  Kini mereka tiba di kota Azofa desa yang terkenal dengan rumah-rumah mungilnya. Peristiwa aneh pun terjadi sesosok anjing yang diduganya Astrain (malaikat pelindung) menampakkan diri melintas dan membuatnya tak sadar diri. Anjing yang sama persis di rumah wanita gipsi tua di Pyrenees.

Villafranca de Bierzo   
Seorang anak perempuan berusia delapan tahun menuntun Paulo ke sebuah tempat di Villafranca de Bierzo. Kini Paulo dalam puncak kelelahannya dan hampir saja menyerah namun kehendak akan pedangnya lebih kuat dan ingin segera sampai di Santiago de Compostela. Sang gadis kecil berujar bila peziarah telah mencapai Gerbang Pengampunan maka tidak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke kota Santiago. Setelah mendaki dan mengkuti jalan yang berliku-liku, licin, dan curam, mereka pun sampai di gerbang itu. Seekor anjing telah menunggu dan tiba-tiba berubah menjadi sosok spiritual.

Gerbang Pengampunan adalah sebuah gereja kosong yang dihuni patung San Tiago Matamoros yang mengacungkan pedangnya. Pencarian kali itu pun sia-sia. Kembali dia berkenalan dengan seorang pria yang bernama Angel yang menawarinya jasa berkunjung ke Gereja Santo Joseph sang Tukang Kayu namun sayang gereja itu tertutup. Baik gadis kecil dan pemandu tadi tidak mau menerima bayaran  untuk jasa mereka. Paulo mendaki gunung El Cebrero sebagai gunung terakhir dan merasakan mukjizat. Seekor domba menggiringnya ke sebuah kapel kecil dan di sanalah dia mendapat mukjizat dan menerima pedangnya dari sang guru.

Santiago De Compostela
Walau Paulo telah mendapatkan pedangnya namun dia tetap melanjutkan perjalanannya dengan menaiki bus selama empat jam dan berangkat dari Pedrafita, kota dekat El Cebrero menuju Santiago. Keinginan mengunjungi makam San Tiago dan meninggalkan kerang ziarahnya  merupakan tanda akhir dari perjalanan rohani.

******

No comments:

Post a Comment